Rabu, 24 April 2013

ASSESMEN KINERJA DAN ASSESMEN PORTOFOLIO



A. Pengertian Assesmen Kinerja
     Assesmen kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Assesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Assesmen kinerja merupakan alat yang memberikan cara-cara yang efisien dan efektif untuk menilai beberapa (bukan keseluruhan) hasil-hasil dari proses pendidikan yang dipandang berguna.
     Berdasarkan cara melaksanakan asesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjadi:
1.    Asesmen kinerja klasikal digunakan untuk mengases kinerja siswa secra keseluruhan dalam satu kelas keseluruhan.
2.    Asesmen kinerja kelompok untuk mengases kinerja siswa akan berkelompok.
3.    Asesmen kinerja individu untuk mengakses kinerja siswa secara individu.
Untuk merealisasikan assesmen kinerja, dimulai dengan membuat perencanaan asesmen kinerja yang meliputi tiga fase penting, yaitu:
1.   Fase 1: mendefinisikan kinerja
2.   Fase 2: mendesain latihan-latihan kinerja
3.   Fase 3: melakukan penskoran dan perekaman/pencatatan hasil
Assesmen kinerja bersifat lugas (fleksibilitas) dalam pengembangan bagian-bagiannya, tetapi, ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu ketika meninjau faktor-faktor konteks dalam rangka pengambilan keputusan tentang kapan mengadopsi metoda-metoda assesmen kinerja. Pada dasarnya faktor-faktor utama yang dipertimbangkan dalam proses seleksi asesmen sesuai dengan sasaran prestasi untuk siswa dan juga dengan metodologi assesment kinerja.
            Dalam klasifikasi kinerja, pemakai bebas memilih dari sutu rentangan sasaran prestasi yang mungkin, dan asesmen kinerja dapat difokuskan pada sasaran-sasaran khusus dengan mengambil tiga keputusan desain: merumuskan jenis kinerja yang dinilai, mengidentifikasi siapa yang akan dinilai, dan menetapkan kriteria kinerja.
B.  Tujuan Assesment Kinerja
Performance assessment  bertujuan untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung dari kinerja atau apa yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu, dengan mengkaitkannya  dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta didik.
C.  Komponen Assesment Kinerja
Terdapat tiga komponen utama dalam assesment kinerja, yaitu tugas kinerja, rubric performansi, dan cara penilaian.
1.    Tugas Kinerja (Performance Task)
Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Contoh Tugas dalam Pembuatan assesment kinerja dalam bidang TI adalah sebagai berikut.
Lakukanlah penelitian sederhana mengenai gangguan worm terhadap pengaruh kinerja komputer dan keruasakan system yang diakibatkannya, lakukan kegiatan dengan melakukan survei kepada beberapa user komputer yang sering mengalami gangguan terhadap worm . Anda dapat memilih satu atau semua faktor yang memungkinkan worm tersebut dapat menginfeksi komputer :
a.    Internet
b.    Media penyimpanan data
Tugas ini meliputi :
a.    Pengembangan rancangan penelitian (termasuk proposal sederhana)
b.     Pengembangan instrument yang diperlukan untuk mengumpulkan data
c.    Pengumpulan data
d.   Analisis data
e.    Penulisan laporan penelitian
f.      Penyampaian laporan secara lisan dalam suatu seminar kelas
2.    Rubrik Performansi (Performance Rubrics)
Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu  performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Rubrik adalah kunci penskoran yang menggambarkan berbagai tingkat kualitas kemampuan dari yang sempurna sampai yang kurang untuk menilai satu tugas, keterampilan, proyek, esai, laporan penelitian, atau kinerja spesifik



ASSESMEN PORTOFOLIO

A.  Pengertian Assesmen Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, catatan perkembangan pekerjaan, hasil diskusi, hasil membaca buku/ literatur, hasil penelitian, hasil wawancara, dan sebagainya. Menyadari adanya berbagai kelemahan pelaksanaan penilaian yang dilakukan saat ini dikembangkanlah sistem penilaian yang komperhensif yang mempertimbangkan segala spek dari peserta didik dan dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Misalnya untuk menentukan nilai rapor siswa, seorang guru menyimpulkannya dari rata-rata hasil ulangan harian, ulangan umum, tugas-tugas terstruktur, catatan perilaku harian siswa (anecdotal record), dan laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar. Semua indikator proses dan hasil belajar siswa itu terdapat dalam catatan atau dokumen. Kesimpulannya penilaian siswa ditentukan berdasarkan semua indikator proses dan hasil belajar yang tersimpan dalam catatan atau bundel dokumen (portofolio), maka sistem penilaian demikian dikenal dengan nama model penilaian berbasis portofolio (Portofolio Based Assessment). Dengan demikian model penilaian berbasis portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya.
Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang peserta  didik, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang  ditentukan oleh guru atau oleh peserta didik bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan  oleh  kurikulum.
B.  Landasan Pemikiran
Sebagai suatu inovasi, model penilaian berbasis portofolio dilandasi oleh beberapa landasan pemikiran:
1.    Membelajarkan Kembali (Re-edukasi)
     Menilai adalah mencari informasi tentang pengalaman belajar peserta didik dan informasi tersebut dipergunakan sebagai balikan (feed back) untuk membelajarkan mereka kembali.
2.    Merefleksi Pengalaman Belajar
     Refleksi pengalaman belajar merupakan suatu cara untuk belajar, menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan untuk meningkatkan kinerja. Selain itu, penilaian juga dijadikan sebagai sarana untuk merefleksi kinerja guru.
C.  Prinsip Dasar
1.    Prinsip Penilaian Proses dan Hasil
     Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perlaku harian atau perlakuan catatan anekdot.
2.    Prinsip Penilaian Berkala dan Berkesinabungan
     Model penilaian berbasis portofolio juga menerapkan prinsip tersebut, karena terlihat adanya kontinuitas penilaian hasil maupun proses tidak boleh ada yang terputus.
3.    Prinsip Penilaian yang Adil
     Semua indikator penilaian, baik dalam menilai hasil maupun proses diperhitungkan dan masing-masing diberi bobot yang sesuai.
4.    Prinsip Penilaian Implikasi Sosial Belajar
     Implikasi sosial merupakan pengaruh proses dan hasil belajar bagi kehidupan orang lain. Penilain portofolio tidak terbatas pada menilai kemampuan kognitif, akan tetapi menilai juga kemampuan-kemampuan yang lain, termasuk implikasi sosial belajar.
5.    Refleksi Bersama
     Portofolio mencerminkan hasil peserta didik yang dirumuskan an diidentifikasikan dalam kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan dipelajari peserta didik.
6.    Kerahasiaan Bersama
     Penjagaan kerahasiaan akan memotivasi peserta didik untuk memperbaiki hasil karya mereka.
7.    Penciptaan Budaya Mengajar
     Penilaian portofolio akan efektif jika pengajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang nyata yang menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan pada taraf yang lebih tingi.
D.  Bentuk-bentuk Asesmen Portofolio
1.    Catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran.
2.    Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasrkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.
3.    Skala penilaian yang mencatat syarat kemajuan perkembangan siswa.
4.    Respon-respon siswa terhadap pertanyaan.
5.    Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keteramplan siswa setelah pengajaran dilakukan.
E.  Persiapan yang diperlukan oleh Guru
1.      Menentukan maksud  portofolio
2.      Menyesuaikan tugas dengan kurikulum
3.      Menentukan Indikasi
4.      Menentukan format portofolio
5.      Pembatasan Kuantitas
6.      Menentukan rubrik
F.   Langkah langkah dalam menerapkan portofolio
1.      Tahap persiapan yang meliputi:
a.       Menentukan jenis portofolio yang akan dikembangkan.
b.      Menentukan tujuan penyusunan portofolio.
c.       Memilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dimasukkan portofolio.
d.      Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio.
e.       Guru mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa.
2.      Mengatur Portofolio
3.      Pemberian nilai akhir portofolio
G. Contoh Portofolio
     Contoh tugas untuk membuat portofolio “karya terbaik”. Kumpulkan dalam satu bundel, karya tulis kamu, untuk menunjukkan karya terbaik kamu dalam pembuatan puisi, laporan kunjungan ke objek wisata,artikel dalam majalah dinding. Jelaskan mengapa masing-masing merupakan karya terbaik.
     Contoh tugas untuk membuat portofolio perkembangan atau kemajuan belajar. Tuliskanlah uraian tentang kemajuan kemampuanmu menulis cerita/makalah/laporan (salah satu), selama satu semester terakhir, dengan menceriterakan cara menulis draf awal, cara memperbaiki draf itu, kritikmu atas draf awalmu, dan penilaianmu atas kemajuan atau perkembangan kemampuanmu itu.
H.  Contoh Pedoman Penskoran
Pedoman Penskoran Hasil Penyelidikan. Bukti terjadinya proses berpikir.
     Apakah siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam setiap satuan itu?
     Apakah siswa telah berusaha membuat dugaan, menjelajah, menganalisis, mencari pola, dsb?
     Apakah siswa telah menggunakan materi konkret atau gambar untuk menafsirkan dan memecahkan masalah, atau untuk memperoleh hasil penyelidikannya?
     Apakah siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam pemecahan masalah atau penyelidikannya?
[Besarnya skor sama dengan banyaknya indikator yang dipenuhi. Jadi, skor yang mungkin0, 1, 2, 3, 4]





Sumber:
Kementerian Pendidikan Nasional Ditjen Manajemen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA
Widodo, Ari, dkk. 2007. Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI PRESS.


KATA KERJA OPERASIONAL
(TAKSONOMI BLOOM)
Taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Membagi tujuan pendidikan dalam beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Dalam konteks yang sama Ki Hajar Dewantoro membagi menjadi: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
·      Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
·      Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
·      Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

ü  Domain Kognitif
1.    Pengetahuan (Knowledge)
2.    Pemahaman (Comprehension)
3.    Aplikasi (Application)
4.    Analisis (Analysis)
5.    Sintesis (Synthesis)
6.    Evaluasi (Evaluation)


ü  Domain Afektif
1.    Penerimaan (Receiving/Attending)
2.    Tanggapan (Responding)
3.    Penghargaan (Valuing)
4.    Pengorganisasian (Organization)
5.    Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex)

ü  Domain Psikomotor
1.      Persepsi (Perception)
2.      Kesiapan (Set)
3.      Guided Response (Respon Terpimpin)
4.      Mekanisme (Mechanism)
5.      Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
6.      Penyesuaian (Adaptation)
7.      Penciptaan (Origination)
v Domain Kognitif
1.    Knowledge:
Kemampuan untuk mengenali dan mengingat (recall) informasi yang telah diterima sebelumnya, seperti misalnya definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, d
an sebagainya. Kata kerja yang mewakili: mengidentifikasi, memilih, menyebutkan nama, menyebutkan daftar. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan tentang teori Evolusi, orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik teori Evolusi, karakteristiknya, latar belakang munculnya teori dan sebagainya.
2.    Pemahaman (Comprehension)
Dikenali dari kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan/informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Diharapkan bisa menyebutkan kembali apa yang didengar dengan kata-katanya sendiri. Kata kerja yang mewakili: membedakan, menjelaskan, menyimpulkan, merangkum, memperkirakan. Contoh: orang bisa menjelaskan teori Evolusi dengan bahasanya sendiri.
3.    Aplikasi (Application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi atau konteks lain atau yang baru. Kata kerja yang mewakili: menghitung, mengembangkan, menggunakan, memodifikasi, mentransfer Contoh: menggunakan prinsip-prinsip teori Evolusi untuk menjelaskan fenomena yang ada sekarang.
4.    Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan, konponen/elemen suatu fakta atau konsep/pendapat/asumsi/hipotesis dan memeriksa setiap komponen untuk melihat ada tidaknya kontradiksi. Kata kerja yang mewakili: membuat diagram, membedakan, menghubungkan, menjabarkan ke dalam bagian-bagian. Contoh: membedakan teori Evolusi dengan kriteria pembeda
5.    Sintesis (Synthesis)
Mampu mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam satu kesatuan atau struktur yang lebih besar. Kata kerja yang mewakili: menciptakan, mendesain, memformulasikan, membuat prediksi. Contoh: membuat essei tentang teori sosiolog klasik yang dilihat dari berbagai aspek: latar belakang, ajaran, kemudian membandingkan berbagai aspek tersbut dan membuat kesimpulan.
6.    Evaluative (Evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian dan keputusan terhadap gagasan, metode, produk dengan menggunakan kriteria tertentu. Kata kerja yang mewakili: membuat kritik, memberi penilaian, membandingkan, membuat evaluasi. Contoh: kemampuan mempelajari ajaran-ajaran teori klasik apakah masih memenuhi syarat diimplementasikan sekarang atau tidak. Pertimbangan bisa dari aspek isi, strategi, karakteristik teori disamping itu juga diukur dari kriteria teori yang baik dan benar
v Domain Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
1.    Penerimaan (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
2.    Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
3.    Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
4.    Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
5.    Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex)
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.

v  Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
1.    Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
2.    Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
3.    Guided Response (Respon Terpimpin)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
4.    Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
5.    Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
6.    Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
7.     Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.

BLOOM’S REVISED TAXONOMY
Creating
Generating new ideas, products, or ways of viewing things. Designing, constructing, planning, producing, inventing.
Evaluating
Justifying a decision or course of action Checking, hypothesising, critiquing, experimenting, judging.
Analysing
Breaking information into parts to explore understandings and relationships. Comparing, organising, deconstructing, interrogating, finding.
Applying
Using information in another familiar situation. Implementing, carrying out, using, executing
Understanding
Remembering
Recalling information. Recognising, listing, describing, retrieving, naming, finding.

Kawasan Kognitif Menurut Bloom,dkk
BLOOM
GAGNE
MERILL
GERLACH
Pengetahuan
Pemahaman
 Informasi Verbal
 Mengingat
(Remember)
Mengidentifikasi (Identif)
 Menyebutkan (Name)
 Menjelaskan (Describe)
 Penerapan
 Analisis
 Sintesis
 Evaluasi
Intelectual Skills
Menggunakan(Use)
 Menemukan(Find)
Membentuk (Construct)
 Menyusun (Order)
 Mendemontrasikan (Demonstrate)
 Strategi Kognitif

RANAH TUJUAN PENDIDIKAN
(TAKSONOMI BLOOM)
1. RANAH KOGNITIF
Mengingat(Remember)
Memahami(Understand)
Mengaplikasikan(Apply)
Menganalisis(Analyze)
Mengavaluasi(Evaluate)
Mencipta
(Create)
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Memasangkan
Membaca
Memberi indeks
Memberi kode
Memberi label
Membilang
Memilih
Mempelajari
Menamai
Menandai
Mencatat
Mendaftar
Menelusuri
Mengenali
Menggambar
Menghafal
Mengidentifikasi
Mengulang
Mengutip
Meninjau
Meniru
Mentabulasi
Menulis
Menunjukkan
Menyadari
Menyatakan
Menyebutkan
Mereproduksi
Menempatkan
Melakukan inferensi
Melaporkan
Membandingkan
Membedakan
Memberi contoh
Membeberkan
Memperkirakan
Memperluas
Mempertahankan
Memprediksi
Menafsirkan
Menampilkan
Menceritakan
Mencontohkan
Mendiskusikan
Menerangkan
Mengabstraksikan
Mengartikan
Mengasosiasikan
Mengekstrapilasi
Mengelompokkan
Mengemukakan
Menggali
Menggeneralisasikan
Menggolong-golongkan
Menghitung
Mengilustrasikan
Menginterpolasi
Menginterpretasikan
Mengkategorikan
Mengklasifikasi
Mengkontraskan
Mengubah
Menguraikan
Menjabarkan
Menjalin
Menjelaskan
Menterjemahkan
Mentranslasi
Menunjukkan
Menyimpulkan
Merangkum
Meringkas
Mengidentifikasi
Melaksanakan
Melakukan
Melatih
Membiasakan
Memodifikasi
Mempersoalkan
Memproses
Mencegah
Menentukan
Menerapkan
Mengadaptasi
Mengaitkan
Mengemukakan
Menggali
Menggambarkan
Menggunakan
Menghitung
Mengimplementasikan
Mengkalkulasi
Mengklasifikasi
Mengkonsepkan
Mengoperasikan
Mengurutkan
Mengurutkan
Mensimulasikan
Mentabulasi
Menugaskan
Menyelidiki
Menyesuaikan
Menyusun
Meramalkan
Menjalankan
Mempraktekkan
Memilih
Memulai
Menyelesaikan
Melatih
Memadukan
Memaksimalkan
Membagankan
Membeda-bedakan
Membuat struktur
Memecahkan
Memerintah
Memfokuskan
Memilih
Menata
Mencerahkan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Mendiagramkan
Menegaskan
Menelaah
Menetapkan sifat/ciri
Mengaitkan
Menganalisis
Mengatribusikan
Mengaudit
Mengedit
Mengkorelasikan
Mengorganisasikan
Menguji
Menguraikan
Menjelajah
Menominasikan
Mentransfer
Menyeleksi
Merasionalkan
Merinci
Membuktikan
Memilih
Memisahkan
Memonitor
Memperjelas
Mempertahankan
Mempresiksi
Memproyeksikan
Memutuskan
Memvalidasi
Menafsirkan
Mendukung
Mengarahkan
Mengecek
Mengetes
Mengkoordinasikan
Mengkritik
Mengkritisi
Menguji
Mengukur
Menilai
Menimbang
Menugaskan
Merinci
Membenarkan
Menyalahkan
Memadukan
Membangun
Membatas
Membentuk
Membuat
Membuat rancangan
Memfasilitasi
Memperjelas
Memproduksi
Memunculkan
Menampilkan
Menanggulangi
Menciptakan
Mendikte
Menemukan
Mengabstraksi
Menganimasi
Mengarang
Mengatur
Menggabungkan
Menggeneralisasi
Menghasilkan karya
Menghubungkan
Mengingatkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengkombinasikan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Mengumpulkan
Mengusulkan hipotesis
Menyiapkan
Menyusun
Merancang
Merekonstruksi
Merencanakan
Mereparasi
Merumuskan
Memperbaharui
Menyempurnakan
Memperkuat
Memperindah
Mengubah





  1. RANAH AFEKTIF
Menerima
      Merespon
Menghargai
Mengorganisasikan
Karakterisasi
 Menurut Nilai
A1
A2
A3
A4
A5
Mengikuti
Menganut
Mematuhi
Meminati
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
Mengasumsikan
Meyakini
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Menekankan
Menyumbang
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
Membiasakan
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mengkualifikasi
Melayani
Membuktikan

Memecahkan
  1. RANAH PSIKOMOTOR

             
Meniru
Manipulasi
Presisi
Artikulasi
Naturalisasi
P1
P2
P3
P4
P5
Menyalin
Mengikuti
Mereplikasi
Mengulangi
Mematuhi
Kembali membuat
Membangun
Melakukan, Melaksanakan, Menerapkan
Menunjukkan
Melengkapi Menunjukkan, Menyempurnakan Mengkalibrasi Mengendalikan
Membangun
Mengatasi Menggabungkan Koordinat, Mengintegrasikan Beradaptasi Mengembangkan Merumuskan, Memodifikasi
Master
Mendesain
Menentukan
Mengelola